

Mount Muria is a place of pilgrimage and known as the place of a thousand sacred graves. Close to Jepara is Mount Muria which was once separate from Java but slowly through a process of silt building up from rivers to the sea became a part of the island of Java. The area where Sosrokartono was born had both.

For Indonesians mountains are important and can have an almost mystical significance but so can the magical and powerful sea. Sosrokartono was born into an aristocratic family on the 10th of April 1877 in the Mayong district of the Jepara Regency in Central Java. Often looking at their background and family helps us to understand a person somewhat better. Sosrokartono was a very sensitive person talented not only in languages but also known as a gifted healer. He was an extremely unusual, highly intelligent figure with a very strongly independent mind who was descended from a long line of extraordinarily intelligent and capable men.

Semuanya berbahasa Belanda.IO – In understanding Raden Ajeng Kartini, Indonesia’s womens emancipator, it is interesting to look at one of the strongest male influences in her life, namely her older brother Raden Mas Panji Sosrokartono. Kemudian karya Van Eeden yang bermutu tinggi, karya Augusta de Witt yang sedang-sedang saja, roman-feminis karya Nyonya Goekoop de-Jong Van Beek dan sebuah roman anti-perang karangan Berta Von Suttner, Die Waffen Nieder ( Letakkan Senjata). Lalu De Stille Kraacht ( Kekuatan Gaib) karya Louis Coperus. Di antara buku yang dibaca Kartini sebelum berumur 20, terdapat judul Max Havelaar dan Surat-Surat Cinta karya Multatuli, yang pada November 1901 sudah dibacanya dua kali. Kartini melihat perjuangan wanita agar memperoleh kebebasan, otonomi dan persamaan hukum sebagai bagian dari gerakan yang lebih luas. Perhatiannya tidak hanya semata-mata soal emansipasi wanita, tapi juga masalah sosial umum. Kadang-kadang Kartini menyebut salah satu karangan atau mengutip beberapa kalimat. Dari surat-suratnya tampak Kartini membaca apa saja dengan penuh perhatian, sambil membuat catatan-catatan. Kartini pun kemudian beberapa kali mengirimkan tulisannya dan dimuat di De Hollandsche Lelie. Di antaranya terdapat majalah kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang cukup berat, juga ada majalah wanita Belanda De Hollandsche Lelie.

Kartini banyak membaca surat kabar Semarang De Locomotief yang diasuh Pieter Brooshooft, ia juga menerima leestrommel (paket majalah yang diedarkan toko buku kepada langganan). Oh, baby, I don't think we really got a choice
